25 November 2011

Hati - Hati Banyak Ranjau Paku di Jembatan Layang Roxy

 
Bagi pengendara sepeda motor yang kebetulan sering melintas di Jalan Hasyim Ashari, Jakarta Barat atau tepatnya di jembatan layang depan Roxy Mas berhati-hatilah karena banyak sekali ranjau paku yang yang disebar oleh oknum terkutuk yang mau mencari keuntungan diatas penderitaan kita. Aku dah mengalaminya sendiri kemarin. Niatnya mau ke resepsi pernikahan teman di daerah Bogor. Dari rumah naik motor ke Stasiun kota, baru nanti naik kereta ke Bogor. Pas di turunan jembatan layang Roxy tiba2 motor langsung oleng, dan aku langsung menepi, setelah liat ban belakang Masya Allah, satu paku yang masih mengkilat menancap sangat dalam. Tepat di di depan jembatan layang itu sudah menunggu tukang tambal ban, kulihat ada satu pasien. Banku dibongkar dan hal aneh pertama kualami, tukang tambal ban ngecek kebocoran gak pakai air, cuma dipompa ban dalamnya terus diraba mana yang bocor. Gak habis disitu keanehan kembali terjadi ban dalam yang ada cacat dikit langsung dicoblosin pakai lidi/batang korek api, sempet uring2an aku tapi dia bilang ini bocor. Alhasil 3 buah lidi telah tertancap di ban dalamku yang artinya banku memerlukan 3 buah tambalan, huuufftttt.

Tak berapa lama datang lagi pasien berturut-turut sampai kuhitung ada 7 motor dan setelah dicabutin pakunya ternyata bentuk dan ukuran sama semua, artinya paku2 ini memang disebar dengan maksud tertentu. Karena banyak pasien yang datang maka 3 orang yang tadi duduk2 di warung berdiri lalu mengatur motor2 itu mau ditambal dimana, busyet dah crewnya banyak juga nih tukang tambal ban bathinku. Oh ternyata di depan tambal ban ini ada lagi tambal ban yang lain, jadi 2 tambal ban ini joinan kali ya, heheheheh.

Kembali ke motorku, akhirnya dengan rasa dongkol kusuruh tukangnya ganti dengan yang baru, dan harganya sungguh mencengangkan untuk ban dalam ecek-ecek (merk Meida kalau gak salah inget) dia minta 40ribu tanpa bisa ditawar, karena kata dia ini "barang titipan", what the f**k barang titipan??? Dengan keterpaksaan yang amat sangat aku suruh pasang tuh bannya. Dan Alhamdulillah, Tuhan masih melindungiku, Pas dipompa langsung jessssss, anginnya keluar, dan dibongkar lagi horeeeee bannya dah sobek, dia mau ganti lagi dengan yang baru. Dengan pasang tampang kesal dan sedikit bernada tinggi kusurruh lepas lagi tuh bannya gak mau aku kalau ganti dengan yang merk itu lagi. Sukurin loe pecah bannnya satu dalam hatiku.

Akhirnya kudorong motorku nyari tambal ban yang lain. Kira-kira 100m dari tambal ban sialan itu ada tambal ban pake gerobak dan ada papan namanya "Barokah", tukang tambalnya Bapak2 setengah baya. Disini dia ada ban dalam merk Swallow, untuk harga pertama dia minta 45rb, karena tergesa2 dan hati dah agak senang aku tawar 40rb, dan disambut dengan anggukan tanda setuju dari sang Bapak, Sebelum dipasang diliatin dulu bannya, dan aku cek bener2 Swallow. Waktu dipompa sampai keras juga gak ada masalah. Terima kasih Pak Tua anda telah menyelamatkan hidupku,, hehehhehehe. Semoga tambal bannya makin Barokah Pak.

Tips untuk pengendara motor yang melintasi Jalan Hasyim Ashari:
  1. Waktu dijembatan layang Roxy ambillah jalur sebelah kanan (jalurnya busway) kemungkinan disebelah itu tidak dipasangi ranjau paku, mereka mengincar sepeda motor yang biasanya ambil jalur kiri
  2. Jalan pelan2 aja di daerah ini 40km/hr aja jadi kalau ada paku dijalan bisa kelihatan dan kita bisa menghindar.
  3. Jangan berjalan dibelakang mobil, karena selain tidak keliatan jalan, ban mobil cukup keras susah tertembus paku, nah kalau kita dibelakangnya jadi kita deh yang kena, hehehehe.
  4. Kalau apes kena paku di jembatan layang Roxy jangan nambal di 2 tambal ban sesudah turunan (arah harmoni), gak bener, harga ban mahal, banyak premannya (ngelihat gerak-geriknya mungkin ada hubungannya dengan oknum penyebar paku). mending nuntun lagi kedepan dan cari tambal ban yang keliatan bener2 tambal ban.
  5. Berdo'a sebelum kita berangkat dari rumah.
Buat Bapak Polisi mohon ditindak tegas tuh oknum2 yang tidak bertanggung jawab yang benar2 sangat merugikan kita sebagai pengendara sepeda motor.

22 November 2011

Jalan - jalan ke SeaWorld Indonesia

-->
Hari Sabtu,12 November kemarin aku istriku dan Daffa anakku main ke Sea World Indonesia di Taman Impian Jaya Ancol. Mumpung dapet tiket promo di internet, harga normal 60ribu cuma kita tebus 30ribu per tiketnya, beli 3 tiket lumayan hemat 90ribu. Jam 10 pagi kita berangkat dari rumah naik motor, kirain jalanan lancar karena dah weekend eh ternyata macetnya minta ampun. Jam 11.30 baru nyampe di Ancol, masuk melalui Pintu Gerbang Timur. Beli tiket masuk untuk 2 orang @ Rp 15.000 (anakku 3th gak diitung) dan motor Rp 10.000, jadi total Rp 40.000 bisa bebas keliling Ancol pakai motor. 
FYI: jika masuk ancol bawa motor jangan lupa penuhin dulu bensinnya biar nyaman kelilingnya, gak asyik kan kalau kehabisan bensin didalam Ancol, pusing nyari penjual bensin. Tapi ada sih pom bensin di dekat Pintu Gerbang Marina
Peta Taman Impian Jaya Ancol

Kami langsung menuju ke SeaWorld yang lokasinya sangat dekat dari pintu masuk Timur, satu area dengan Gelanggang Samudra. Sebelum masuk titipin dulu tas jika berisi makan dan minuman karena gak boleh dibawa masuk. Tukar tiket print out dulu di counter tiket baru masuk deh ke dalam Sea World, jangan lupa cap di tangan agar nanti jika keluar masuk tinggal nunjukin cap di tangan saja. Daffa kegirangan banget liat banyak ikan di Aquarium yang gedhe2. Terus main di kolam sentuh, kita bisa pegang bintang laut, kura-kura, ikan pari, dan ikan hiu kecil. Jangan kawatir ikan hiunya jinak kok asal pegangnya dengan lembut ya jangan ditarik.


Kolam sentuh

Masuk ke Lorong Antasena yaitu lorong bawah air di Aquarium Utama  sepanjang 80m. Serasa berada di bawah laut, liat ikan beraneka macam wara-wiri diatas kita.





Jam 12 makan siang dulu, diluar SeaWorld dah ada food court yang siap mengisi perut kita. Jam 1 waktunya acara pemberian makan ikan di Aquarium utama, wow ikan pari, ikan tongkol, dan ikan2 gedhe lainnya berebutan ikan2 kecil yang diberikan oleh penyelam dari SeaWorld. Tak hanya di akuarium utama di akuarium ikan hiu "SharkQuarium" juga ada acara pemberian makan ikan, tapi untuk keselamatan penyelam yang memberi makan berada di dalam sangkar besi. Pada saat memberi makan ini barulah ikan hiu gedhe2 yang sedari tadi gak pernah muncul sekrang berebutan makanan dengan rakusnya, wuih serem ngelihatnya.





Naik ke lantai atas ada perpustakaan, yang isinya berbagai macam buku literatur tentang ikan, ada juga alat2 peraga, dan mainan edukatif buat anak2. Disebelah perpustakaan ada Observation Deck. Dari sini kita bisa liat ikan2 di Aquarium utama dari sisi atas, ternyata banyak sekali ikannya.


Belajar dan bermain di perpustakaan SeaWorld
















































































Dah puas liat2 ikan waktunya untuk pulang. Di pintu keluar sudah ada toko yang menjual berbagai macam suvenir SeaWorld, ada baju, boneka, cangkir, topi, dll.
Di perjalanan pulang mampir dulu ke pantai Marina menikmati semilirnya angin laut, anakku Daffa asyik mainan pasir. Jam 4 sore pulang deh kerumah karena mata dah ngantuk berat.

20 November 2011

Day 4. Backpacker ke Malaysia (nonton MotoGP) dan Singapura


Tiba di Changi Airport Singapore terminal 1 jam 22.30. Waktu disini sama dengan waktu di Malaysia jadi gak perlu rubah jam lagi. Kita gak booking hotel di Singapore, dan sesuai rencana mau menginap di bandara ini sampai pagi. Baca-baca di web bahwa banyak tempat buat tidur di bandara ini. Kesan pertama masuk di bandara ini...."wow sumpah keren banget" bandara yang futuristik, rapih, nyaman, informatif, luas banget. Di berbagai sudut banyak Internet acces yang tentu saja free, tapi pemakaian dibatesin cuma 10 menit mati, lumayan bisa buat update status facebook. Ada juga kran2 air buat minum, airnya dingin banget, reload botol2 kosong dengan air ini, air mineral di Singapore mahal. Ambil brosur2 yang banyak berada di setiap sudut bandara. Brosur ini berisi informasi tentang isi bandara dan juga disertai denah sangat perlu biar kita gak tersesat dibandara yang segedhe gaban ini. Untuk informasi komplit tentang Changi Airport bisa klik di http://www.changiairport.com/


Kran Air Minum yang ada di beberapa tempat di Bandara Changi
naik eskalator biar gak capek jalannya
Departure Transit Hall

Tukarkan dulu semua Ringgit menjadi Dollar Singapore di money changer yang banyak bertebaran di bandara. Baru nyadar kalau sejak dari pagi di Malaysia sampai malam di Singapore kita belum makan. Perut dah rock n rollan, nyari makanan dulu. Lihat di peta, di area Entertainment Lounge (level 3) banyak restoran siap saji disini, kita pilih Texas chicken aja karena dah yakin Halalnya, aku beli ayam goreng sama bubur kentang (gak ada nasi) seharga $4,7. Lumayanlah bisa buat ganjel perut. Di Entertainment Lounge  ini lumayan komplit areanya. Berdekatan dengan restoran siap saji ada 3 buah TV layar lebar dengan sofa empuknya yang menyiarkan 3 saluran berbeda. Disebelahnya ada free internet acces. Dibelakang area TV menghadap ketempat parkir pesawat ada banyak kursi sofa yang dipakai orang-orang buat tidur, wah ini yang aku cari area buat tidur. Selesai makan cuci muka (gile toiletnya kayak dihotel), terus buka internet pelajari seluk beluk bandara ini melalui web yang dah di bookmark di komputernya. Ada yang unik disini, ada locker khusus pengecharge-an Hape. Bentuknya kotak kira2 setinggi 1 meter, terdiri dari beberapa  locker kecil ada kuncinya dan tiap locker tertulis jenis2 Hape ada Blackberry, HTC, Nokia, LG, Sony, dll. Tinggal pilih locker sesuai dengan type hapemu didalamnya dah ada kabel chargenya tinggal colokin, dan kunci lockernya, asyik ya. 



Toilet Changi, keren banget

















tempat charger hape, gratisss.....
Entertaintment Zone, banyak yang tidur disini, nyaman deh

Aku baru inget kalau belum sholat Maghrib dan Isya. Buka peta bandara cari lokasi "Prayer Room". Lokasinya berada di pojok ujung bawah terminal. Ternyata ruang ibadah disini buat umum jadi gak hanya buat muslim saja, aneh ya. Aku juga gak tahu gimana aktivitas agama lain diruang ibadah ini karena saat itu sudah malam dan hanya ada aku saja diruangan. Masuk keruangan ada tempat wudlunya dan ada pilar2 pendek gak tahu buat apa itu apa buat meditasi agama lain atau apa aku gak tahu. Disebelahnya ada satu ruangan aula yang disekat jadi dua, aku lihat ke bagian dalam ada mukena dan sarung, ya udah aku sholat disitu. Agak bingung juga nyari kemana arah kiblatnya aku liat gak ada petunjuknya, dan ruangan agak gelap gak tahu dimana saklar lampunya. Akhirnya aku Sholat menghadap kearah kiblat kira2 sesuai perasaanku saja. Selesai sholat pas waktu berdoa menengadah ke atas, oh My God... petunjuk  arah kiblatnya ada di langit2 atas, dan ternyata tadi aku sholat menghadap ke Utara, hahahahah, Lillahita'ala saja lah. Jam 12 malam nyari sofa yang kosong buat istriku dan kedua teman cewekku, aku sendiri pilih tidur di bawah lebih nyaman bisa selonjoran. Good Night.....
Senin, 24 October 2011
Jam setengah 4 pagi aku dah bangun, lainnya masih pada terkapar. Aku ambil hape dari locker charge dan nyalain, ternyata kartu Tune talk Malaysia bisa aktif disini, ya walaupun kadang2 sinyalnya ilang dan SOS doang, tapi lumayan bisa buat BBMan, buka facebook, dan browsing. Jam 4 aku bangunin rombongan, rencana jam 6 kita keluar dari bandara dan eksplor singapura setengah hari. Cuci muka, gosok gigi, ganti baju, beres2 tas, rencana tas berisi baju yang berat mau dititipin lagi biar gak ribet jalan2nya nanti. Menuju ke imigrasi yang berada di lantai bawah terminal ini (Level 2). Check passport dan bla...bla...bla.... Lalu nyari lokasi tempat penitipan tas (Left Baggage) yang berada di Basement 2 Departure Check-in Hall (Public Area) masih di terminal 1. Ternyata nitip tas murahan disini daripada di Malaysia, 1 tasnya cuma dihargai $3,21 atau sekitar Rp 22.000.  Jangan lupa kunjungi counter informasi dapatkan informasi mengenai tempat2 wisata di singapore, dan mode transportasinya, petugasnya sangat friendly, dan ambillah brosur2 disana. Transportasi paling murah, mudah, dan menjangkau semua daerah di singapore adalah MRT (Mass Rapid Transport) semacam kereta Listrik yang sangat cepat. Stasiun MRT berada di Terminal 2, dari terminal 1 naik Skytrain ke terminal 2 gratis. Turun menggunakan eskalator dan sampailah di stasiun MRT.


Skytrain yang menghubungkan antar terminal di Changi
@Terminal 2, lebih keren lagi dari terminal 1

Untuk naik MRT disediakan 2 macam cara pembayaran , pertama menggunakan EZ Link card informasi bisa liat di http://www.ezlink.com.sg/index.php . Bisa dibeli di loket tiket pada stasiun MRT tertentu, harga $15, dengan $10 merupakan nilai saldo dan $5 merupakan non refundable sebagai pengganti biaya kartu. Jika saldo habis bisa diisi ulang di mesin GMT (General Ticketing Machine). Keuntungan penggunaan jenis kartu ini adalah praktis. Karena setiap akan keluar masuk MRT kita tinggal tapping kartu ke pintu masuk dan tidak perlu antri beli tiket di mesin GTM . Sisa deposit akan ketahuan pada saat melakukan tapping (menempelkan) pada pintu masuk. Kekurangannya yaitu kalau kita memasuki pintu masuk MRT maka saldo kartu akan diambil dengan jarak terjauh atau paling mahal. Tentunya harus punya saldo kartu yang cukup. Begitu keluar dengan jarak yang dekat, maka saldo sisanya akan dikembalikan pada waktu tapping di pintu keluar. Nah, kalau terjadi gagal tapping maka akan dikenakan biaya terjauh. Dan yang kedua Standard Tiket atau tiket sekali jalan. DBisa dibeli di mesin GMT, dan harganya tergantung dari jarak yang kita tuju, berkisar antara $1-$3. Setiap pembelian akan ditambahkan biaya deposit kartu $1, yang dapat diambil kembali setelah kita keluar dari stasiun di mesin GMT. Aku pakai tiket standard sedangkan istriku dan temenku pakai EZ Link dapet pinjaman dari salah seorang temen yang pernah ke singapore.


MRT Changi Station
Mesin untuk beli, refund, dan top-up kartu
Peta jalur MRT

Tujuan kami yang pertama tentu saja Patung Singa ikon utama Singapore. Dari Changi naik MRT ke Raffles Place. Aku beli tiket dulu di GMT, tinggal pencet tombol di layar "Buy Standard Ticket" terus Pilih stasiun tujuan "Raffles Place" dengan memijit peta pada layar, lalu pilih jumlah tiket yang akan dibeli, aku beli 1 aja, maka akan muncul harganya di layar $3 (termasuk deposit $1). Masukin koin atau uang kertas, jika ada kembalian maka akan keluar sendiri, canggih banget. Dari changi semua MRT menuju ke Stasiun Tanah Merah, yang merupakan stasiun transit, baru dari sini kita naik MRT jurusan Joo-koon (Stasiun terakhir dari arah yang kita tuju), cari jalur warna hijau atau East West Line, gampangannya naik MRT gitu liat di peta MRT arah tujuan kita dan inget2 warna jalurnya dan setasiun tujuan terakhir, tinggal cari deh jalur kereta sesuai dengan warna di peta gak bakalan nyasar deh petunjuk jalur kereta ada dimana2 dan gampang diikuti. Setelah ketemu jalurnya jangan sampai kita naik MRT yang terbalik arahnya dari tujuan kita, itu fungsi kita inget2 stasiun terakhir dari tujuan kita, jadi tinggal cari MRT dengan arah stasiun terakhir dari tujuan kita. Seandainya salah arah pun gak apa2 tinggal turun di stasiun depannya dan naik MRT yang berlwanan arah.

Masuk di dalam MRT rasa takjub gak bisa ditutupi, sangat bersih, nyaman, futuristik, informatif. Di atas pintu masuk/keluar ada papan display yang menginformasikan keberadaan kita sampai dimana, ada juga informasi pintu mana yang akan terbuka sebelah kanan atau kiri. Selain itu juga ada peringatan2 dilarang makan, minum didalam kereta atau anda akan kena denda $500. Setiap setasiun cuma ditempuh dalam waktu kurang lebih 2 menit. Suasana masih agak sepi karena masih jam 6.30 pagi.


Ruang tunggu kereta
Di dalam MRT

Jam 7 sampai di Stasiun Raffles Place, ambil refund tiket $1 di mesin GMT. Keluar dari stasiun dan rasa takjub pun kembali melanda, di depan stasiun terdapat lapangan dengan rumput hijau yang dikelilingi gedung2 tinggi, landscape yang sangat menggelitik mata kita, keren banget....

Banyak orang yang duduk2 di pinggir lapangan sambil menikmati makanan atau minuman. Tapi walaupun banyak orang makan dan minum tetep aja gak ada sampah bekas makanan dan minuman berserakan.


Raffles Place

Dari Raffles Place jalan terus sampai ketemu jalan raya, lalu belok ke kiri telusuri jalan sampai ke Mayapada Bank, belok kiri maka akan ketemu dengan Singapore river dan Cavenagh Bridge yang terkenal itu. Foto2 narsis dulu deh disini, sambil ngelihat bule2 pada jogging disepanjang sisi sungai.



Singapore River
Cavenagh Bridge
Fullerton Building

Dari Cavenagh Bridge telusuri pinggir sungai melewati restoran dipinggir sungai, cuek aja karena itu memang jalan umum, sampai ketemu dengan jalan raya. Seberangi jalan itu sampai ketemu Jembatan dan perempatan, jangan menyebrang karena dilarang, turunlah ke bawah jembatan dan telusuri lorong jembatan dan di depan akan kelihatan Singapore Flyer sebuah bianglala tertinggi di dunia dan Marina Bay Sand hotel dengan design unik 3 pilar dan ada kapal diatasnya yang sekarang juga menjadi ikon baru Singapore. Tengoklah sebelah kiri maka akan terlihat Esplanade gedung opera di Singapore yang mirip durian bentuknya, dan di sebelah kanan patung Singa berbadan ikan itu sedang menyemprotkan airnya "Merlion". Untung nyampe sini masih jam 7.30 jadi masih sepi, cuma ada beberapa turis dari jepang dan turis lokal, bisa foto2 dengan bebas.



Emak2 narsis di depan Esplanade
Singapore Flyer in the early morning
Merlion Statue, aauuummm...
Marina Bay Sands Hotel, gimana naruh kapal diatasnya ya?

Karena waktu kita di Singapura cuma sampai jam 3 sore, jadi paling enggak jam 12 harus balik ke Bandara, maka gak bisa lama2 di Merlion, langsung lanjut ke destinasi kedua, Mustafa Centre.
Dari Merlion park kita kembali ke Raffles Place station. Karena udah agak siang mulai terluhat deh aktivitas warga Singapore. Ternyata Kehidupan di Singapore sangat rush, semua orang berjalan sangat cepat kayak dikejar setan, bahkan di eskalator pun mereka berjalan tidak hanya diam ikut eskalator. Jika mau berjalan nyantai dan gak mau tertabrak orang jalanlah disebelah kiri, begitu juga waktu di eskalator, berdirilah di sisi kiri jika hanya diam, karena sisi kanan untuk orang jalan, very rush...... Kedisiplinan berjalan sangat natural tanpa ada petugas yang mengawasi dan mengatur. Waktu keluar masuk ke MRT pun juga sangat teratur, orang2 yang mau masuk kereta mengantri di sisi kiri dan kanan pintu masuk, sedangkan tengah kosong. Pada waktu pintu kereta terbuka penumpang dari kereta turun terlebih dahulu dengan leluasa karena sisi tengah jalan keluar kosong, baru setelah itu penumpang dari sisi kiri dan kanan naik, wow amazing....
Untuk ke Mustafa Centre dari Raffles Place naik MRT jurusan Jurong East , Jalur North South Line ( warna merah) lalu turun di Dhoby Ghaut yang merupakan stasiun transit. dari Dhoby Ghaut pindah kereta jurusan Punggol, jalur North East Line (warna ungu), lalu turun di Farrer Park semua dengan satu tiket seharga $2,3. Keluar stasiun ambil deposit $1 di mesin GMT, dari sini Mustafa Centre hanya beberapa ratus meter.

Mustafa Centre merupakan toserba dengan 3 lantai yang isinya sangat komplit, apa aja ada. Kaos, makanan , tas, ringan, kamera, parfum, alat tulis, suvenir, jam tangan, tas, sepatu, pokoknya banyaklah. Jangan khawatir untuk barang2 yang branded semua dijamin orisinil. Untuk item tertentu  harga bisa dibilang sangat murah, aku beli jam tangan Casio type MRW-200H cuman $21 atau sekitar Rp 144.900 waktu aku cek harga pasaran Indonesia di internet harganya berkisar Rp 250.000, sedangkan istriku beli Casio LTP-1208D seharga $36 atau sekitar Rp 248.400, di internet Rp 335.000, lumayankan selisihnya 100ribuan. Selain itu beli coklat Rovelli made in Italy, yang 1 kantong isinya sampai ratusan butir seharga $17, udah 1 bulan ini gak habis2 dimakan.
Puas belanja di Mustafa Centre perjalanan dilanjutkan ke Bugis Street. Dari Mustafa kembali ke Farrer Park St. lalu naik MRT ke Bugis St harga tiket $2,1. Pertama naik MRT jurusan Harbour Front jalur North East Line warna Ungu turun di Outram Park, dari sini pindah ke MRT jurusan Pasir Ris jalur East West Line warna hijau, kemudian turun di Bugis. Keluar Stasiun jangan lupa ambil deposit tiket $1. Di luar stasiun ada semacam Mall Bugis Junction dan di depannya ada Bugis Street, tempat berbelanja murah meriah. Kaos dengan gambar Merlion mulai dari ukuran S - XL bisa ditebus dengan harga $10 untuk 3 buah kaos, begitupun dengan gantungan kunci dengan ikon2 Singapore 3 set (18 biji) juga seharga $10. Beli minuman es blueberry satu gelasnya $1, lumayan buat ngilangin dahaga.


Setelah 6 jam keliling Singapore (bener2 waktu yang mepet dan sangat kurang untuk explore) Jam 12 siang kami kembali ke Changi karena jam 14.25 kita harus balik ke Jakarta. Dari Bugis naik MRT jurusan Pasir Ris turun di Tanah Merah, dari Tanah Merah ganti kereta ke Changi tiket seharga $2,5 dengan deposit $1 tentunya. Sampai di Changi urus check in di Air Asia, Security check barang bawaan, sempet ditanyain petugas gara2 miniatur pesawat dari logam yang tersensor, but it's ok. Check out di imigrasi dan kumpulin uang recehan buat beli Dunkin Donuts, lumayan dapet setengah lusin. Langsung menuju ke gate 26 terminal 1 dengan penerbangan Air Asia QZ7785. Jam 14.15 masuk pesawat, dan sempat tertidur sebentar, ngelilir lihat jam dah jam 14.45 , tapi pesawat masih belum terbang. Jam 15.00 akhirnya pesawat berangkat ke Jakarta, perjalanan sekitar setengah jam, bye Singapore i'll be back next time.

Jam 15.45 sampailah di Bandara Internasional Sukarno Hatta. Urus imigrasi, cek barang bawaan dan langsung keluar Bandara. Keluar Bandara hal yang kualami 4 hari belakangan langsung berubah 180 derajat. Semrawut, gak teratur, gak nyaman, dan ironisnya di negeri sendiri mau keluar dari bandara aja bingung mau naik apa, huuuufffttt. Naik Taksi dah pasti sangat mahal karena harga gak pake argo alias tawar menawar, Busway gak ada yang sampai bandara, apalagi MRT yang nyaman ngimpi. Jam 16.30 akhirnya aku naik bus Damri jurusan gambir dengan harga tiket Rp 20.000. Keliling dulu tiap terminal di Bandara baru keluar bandara via tol. Keluar tol Slipi aku dan istriku turun lalu naik Metro Mini jurusan Kalideres, turun di Cengkareng lalu naik angkot putih jurusan Kosambi. Sampai rumah liat jam dah jam 19.00, whatttt,,, jarak bandara dengan rumahku cuma sekitar 25km ditempuh dlam waktu 2,5 jam oh My God..... Kapan transportasi di Indonesia bisa seefektif di negara tetangga ya?.

Dan itulah kisah petualanganku ke Malaysia dan Singapore, mulai nabung lagi deh dan beburu tiket promo buat nonton MotoGP Sepang 2012. Rincian pengeluarannya bisa dilihat disini Rincian Biaya Perjalanan ke Malaysia dan Singapura

13 November 2011

Day 3. Backpacker ke Malaysia (nonton MotoGP) dan Singapura


Hari ketiga.... yang ditunggu tunggu karena hari ini balap MotoGP Sepang 2011 dimulai. Dan pada hari ini pula dunia balap kehilangan seorang rider muda berbakat, ya Marco Simoncelli #58 rider dari San Carlo Gresini Honda mengalami kecelakaan parah saat balapan berlangsung, dan tewas sebelum ke Rumah Sakit. Race In Peace Super SIC,,,,,,,,


Minggu, 23 Oktober 2011 
Jam 4.30 alarm HP berbunyi keras, tapi badan ini rasanya masih gak rela untuk beranjak dari tempat tidur. Beres-beres barang karena hari ini kita akan langsung check out, ke Sepang, dan sorenya langsung terbang ke Singapura. Packing baju dan peralatan, mandi, sholat, dan bikin segelas kopi, kemarin beli Indocafe sachet di Seven Eleven, setelah kuamati kemasannya ternyata made in Indonesia, hahahahahaha. 

Jam 7.30 check out dari hotel, sarapan dulu nasi lemak plus ayam goreng dan teh tarik. Setelah kenyang langsung ke Stasiun Pasar seni naik LRT ke KL Sentral tiketnya RM 1. Jam 8.30 sampai KL Sentral, rencana kita mau ke LCCT dulu nitipin tas karena nanti sorenya kita berangkat ke Singapore, jadi gak ribet bawa barang banyak ke Sepang. Dari KL Sentral naik KLIA transit menuju ke LCCT. perjalanan seperti kemarin naik kereta dulu sampai Stasiun Salak Tinggi baru setelah itu oper bus ke LCCT semua ini dalam satu paket seharga RM 12,50

@Salak Tinggi, ganti naik bus ke LCCT


Di perjalanan menuju LCCT mulai macet dengan mobil2 pribadi dan rombongan motor2 sport yang mau ke Sepang. FYI... Sirkuit Sepang dengan bandara LCCT ini sangat dekat, jadi kalau mau ke LCCT pasti ngelewatin Sepang, tapi gak boleh turun di Sepang karena bus yang aku naiki jurusan LCCT. Sangat disiplin ya pak sopirnya, padahal banyak penumpang yang mau turun di Sepang, salut ama kedisiplinan disini.

Jam 10.30 nyampai di LCCT langsung mencari tempat penitipan tas. Lokasinya berada di pojok dekat pintu terminal ketibaan (kedatangan). Ada counter berwarna kuning dengan tulisan Baggage Solution. Tapi sebelum menitipkan tas disini kita terlebih dahulu harus melakukan cek bagasi di terminal keberangkatan untuk mendapatkan stiker security check yang akan ditempel di tas kita. Setelah ada stiker ini barulah pihak penitipan mau menerima barang bawaan kita. Harga yang dikenakan untuk penitipan tergantung kepada besarnya kopor (small, medium, large) serta berapa lama kita akan menitipkan barang. Kita menitipkan 4 tas ransel, satu tasnya kena biaya RM 18, jadi total 4 tas RM 72 ya kalau rupiah sekitar 210ribu, gila nitipin tas sehari aja sama dengan harga hotel, hahahahaha. Sebenarnya lebih murah jika kita sewa locker, seharga RM 38 tapi semua dah habis banyak orang dari luar Malaysia yang mau ke Sepang nitipin tas disini. Untuk tarif Baggage Solution dan info2 penting tentang LCCT bisa dilihat disini 


Beres urusan nitip barang kita langsung menuju ke Sepang. Naik bus yang banyak tersedia di depan terminal bandara. Pokoknya gak usah bingung2 deh dengan transportasi dari bandara ini jurusan mana saja tersedia dengan tarif yang normal dan wajar, dan tidak ada calo yang setengah memaksa untuk menggunakan jasanya. Sangat berbeda 180° jika kita bandingkan dengan di Sukarno Hatta. Kita mau keluar bandara saja bingung mau naik apa, Taxi banyak yang gak resmi dan tarifnya sangat tinggi dan gak wajar, calo yang berkeliaran dan snagat memaksa, bus Damri yang gak on time, huuuufffttt. Hanya 5 menit perjalanan dari LCCT-Sepang dengan harga tiket RM 4, karena nunggu bus  feeder yang nganter ke depan pintu sirkuit ngantri dan lama, maka kami jalan kaki saja ya kira2 1 km, tapi panasnya ampun deh ....


Di pintu masuk sirkuit diperiksa dulu tasnya. Makanan dan minuman tidak boleh dibawa masuk, tapi kali ini gak begitu ketat seperti kemarin bahkan tas ranselku aja gak dibuka, wah tahu gitu tadi bawa air minum yang banyak, secara didalam mahal harga air mineral sebotol ukuran 350 ml aja RM 5.
Langsung menuju ke Main grand stand tepat didepan garis start/finish biar bisa melihat pembalap dari jarak dekat. Ternyata satu blok tribun didepan garis start/finish dah dibooking semua oleh Petronas, mungkin karena dia sponsor utamanya. Tapi di bangku pinggir2 masih kosong jadi cuek aja aku duduk disitu.


Jam 12.45 pembalap Moto 3 (125 cc) mulai keluar dari garasi dan mulai untuk warm up lap. Setelah warm up lap dimulailah race tepat jam 12.02. Nicolas Terol dari  Bankia Aspar Team 125cc yang memegang pole position diikuti Hector Faubel dan Sandro Cortese di posisi kedua dan ketiga. Karena ngantuk berat walaupun suara mesin motor berisik banget, tetep aja bisa ketiduran, hahahahah. Akhirnya setelah 18 lap berjalan, race dimenangkan oleh Maverick Vinales dari Team Blusens by Paris Hilton Racing, diikuti Sandro Cortese dan  Johann Zarco ditempat kedua dan ketiga.

Podium Moto3

Jam 2 siang giliran kelas Moto2 (250cc) mulai berlaga. Thomas Luthi, Stefan Bradl, dan Michele Pirro memimpin di grid depan. Setelah warm up lap dimulailah race yang cukup seru dan banyak juga terjadi kecelakaan. Akhirnya setelah 17 lap Thomas Luthi dari Team Interwetten Paddock Moto2 berhasil meraih podium utama, setelah berduel seru dengan Stefan Bradl dari Team Viessmann Kiefer Racing yang berada di podium kedua, sedangkan podium ketiga diisi oleh pembalap dari Team HP Tuenti Speed Up , Pol Espargaro.

Podium Moto2

Untuk kelas para Raja MotoGP race akan berlangsung pada jam 17.00 waktu Kuala Lumpur. Jam 16.30 , Umbrella Girl keluar ke grid, diikuti para mekanik team mempersiapkan peralatan di grid. Jam 16.45 rider MotoGP keluar dari paddock untuk warm up lap. Grid depan ditempati trio Repsol Honda, Dani Pedrosa, Casey Stoner, dan Andrea Dovisiozo


Setelah lampu start nyala hijau para pembalap langsung tancap gas. Lap 1 dilalui pembalap dan ternyata Pedrosa sudah disalip oleh Stoner. Aku lalu pindah tempat nonton ke tribun sebelah yang banyak tikungannya. Pas nyampe di tribun sebelah, pas kejadian mengenaskan itu terjadi, ya Simoncelli terjatuh dan tertabrak oleh Collin Edward dan Rossi yang berada tepat dibelakangnya.

Ambulance yang membawa Simoncelli

Motor Simoncelli diangkut pakai gerobak

Red flag langsung dikibarkan oleh marshall, dan safety car pun keluar ke lintasan. Semua pembalap lalu masuk ke paddock. Cukup lama race dihentikan dan tidak ada informasi apapun dari panitia. Sampai akhirnya sekitar jam 5 waktu Kuala Lumpur diumumkan bahwa race dibatalkan, tanpa diberitahu alasannya kenapa. Penonton bersorak tanda kecewa, dan mulailah aksi lempar botol dan beraneka macam sampah bekas makanan ke sirkuit, mulai deh aksi Barbarnya.

Aksi lempar sampah di sirkuit

Akhirnya jam 17.30, panitia lomba memberitahukan sebuah berita yang sangat menyedihkan. Marco Simoncelli telah tiada setelah mengalami crash. Semua penonton langsung terdiam, terpaku, seakan tidak percaya apa yang didengarnya, bahkan ada yang menangis histeris.

Mendung bergelayut di Sepang

Kami langsung meninggalkan sirkuit, dan ternyata antrian menunggu bus sudah panjang banget, wah ngeri aja nih kalau telat sampai bandara bisa ketinggalan pesawat. Jam 7 kita dapat bus ke bandara LCCT, tiketnya RM 4. Sampai LCCT langsung ambil tas di penitipan, check-in di Air Asia, dan check out di imigrasi bandara. Sebelum masuk ke gate, menyempatkan diri mandi dulu dan ganti baju biar segar. Jam 21.30 kita terbang ke Singapore dengan pesawat Air Asia, see u next year Malaysia - ngarep.com heheheh. Sampai di Changi Airport Singapore jam 22.30, satu jam perjalanan doang.

Lanjut lagi ke cerita nggembel di Negeri Singa

10 November 2011

Day 2. Backpacker ke Malaysia (nonton MotoGP) dan Singapura

Hari keduaku di Malaysia. Jadwal perjalanan hari ini ke KLCC ngeliat ikon Malaysia Menara Kembar Petronas, katanya belum syah ke Malaysia kalau belum kesini. Habis itu terus ke Sepang buat ngambil kaos, topi  dan liat kualifikasi MotoGP, pulangnya ke Batu Caves dan diakhiri dengan berburu suvenir di Central Market dan China Town.

Hari Kedua - Sabtu, 22 October 2011 
Bangun jam 5 pagi, mandi, sholat subuh (note: sholat subuh di Kuala Lumpur jam 5.30), dan beres2 barang yang mau dibawa buat keliling hari ini. Jam 6 keluar hotel langsung ke warung makcik di jalan petaling untuk mencari sarapan , beli nasi lemak (mirip ama nasi uduk) dan tak lupa teh tarik cukup membayar RM 4 saja, karena masih agak kenyang jadi kami bungkus untuk dimakan nanti.

Keluar dari Jalan Petaling belok kearah kiri menuju Jalan Tun Tang Cheng Lock menuju ke Stasiun Pasar Seni kira kira 5 menit. Dari pasar seni naik LRT ke arah KLCC harga tiket RM 1,60. Ternyata cukup dekat cuma  4 stasiun (Masjid jamek, Dang Wangi, Kampung Baru, KLCC). Untuk informasi tentang LRT dan bus di kuala lumpur bisa dilihat di www.myrapid.com.
Sampai di KLCC jam 7 pagi, keluar stasiun langsung keliatan bangunan tinggi menjulang,,, menara kembar Petronas. Kapan ya negara kita punya bangunan seperti ini.......


Jam 8 kami hengkang dari Twin Tower, satpamnya -orang India- udah pasang tampang serem dan gak menyenangkan, hahahayyyyy , lagian juga gak bisa naik keatas gedung karena lagi maintenance.
Kita mau langsung ke Sepang saja untuk menukar tiket dan lihat kualifikasi MotoGP.
Dari KLCC naik LRT ke KL Sentral tarif RM 1,6. Sampai di KL Sentral jam 9 disana bingung muter2 nyari lokasi Skybus ke Sepang, setelah tanya sana sini akhirnya ketemu juga di tempat ngetem skybusnya di pintu keluar dekat counter KLIA Transit. Langsung ke kondekturnya (gak pake loket, langsung beli ke tukang karcisnya) dan beli 4 tiket bus ke Sepang PP sekalian biar gak repot nanti pulangnya. Satu tiket PP RM 30, untuk pulangnya bisa sampai jam 8 malam.
Perjalanan dari KL Sentral - Sepang dengan Skybus ini memakan waktu kurang lebih 1 Jam, diperjalanan gue tidur aja karena mata emang masih berat tuk dibuka (baru tidur 3 jam). Sampai sepang jam 9.30 langsung menuju tempat pengambilan kaos dan topi dengan menunjukkan print out tiket yang telah kita beli via internet.


Panas banget kondisi di Sepang ini. Topi, atau payung sangat berguna, disamping itu sediakan sunblock jika gak ingin kulit gosong terbakar. Sebelum masuk ke sirkuit melalui pemeriksaan terlebih dahulu, makanan dan minuman tidak boleh dibawa masuk, terpaksa deh Teh tarik yang gw bungkus di warung makcik tadi gw minum sampe habis, sama air mineral botolan gw tinggal, untung penjaga berbaik hati nasi lemak ama camilan kacang dibiarin lolos. Di sepanjang jalan masuk banyak stand2 motor2 Sport, ada juga stand accecoris motor, helm, dan official merchandise rider dan team MotoGP, dan tentu saja SPG - SPG cantik nan seksi yang selalu siap tuk diajak berfoto. Di sisi lain ada antrian panjang yang mungkin dari pagi dah ngantri disitu guna mendapatkan tanda tangan dari rider di sesi meet n great setelah kualifikasi nanti selesai. Melihat panjangnya antrian dan rasa penasaran untuk melihat secara langsung MotoGP aku abaikan saja antrian itu langsung jalan terus ke arah Main Gran Stand.


Sebelum masuk Main Grandstand tiket kita diperiksa, discan barcodenya dan verified. Langsung menuju tribun mencari spot yang bagus. Bergetar dada ini denger suara deru mesin MotoGP, kebetulan waktu itu masih free practise 3. Busyet suaranya bener-bener memekakkan telinga, sensasi menonton langsung sangat luar biasa dibandingkan liat di TV. Sambil liat free practise karena perut dah laper daripagi belum sarapan, akhirnya kami makan nasi lemak bungkus. Free practise sudah selesai, dan sebentar lagi qualifikasi untuk kelas 125cc.

Paddock team MotoGP

Nasi Briyani,,, gak cocok dilidah gak usah nyobain deh.....
Sudah jam 1 waktunya buat makan siang, ada kfc, pizza hut, dan makanan lokal. didorong oleh rasa penasaran akhirnya kami pilih makanan lokal beli nasi briyani ayam seharga RM 15 dan air mineral kecil RM 2. Pindah spot nonton kualifikasi pas di depan grid start, sambil makan siang. Kelihatannya sih menarik nasi briyaninya, setelah mencoba makan, bwahhhhh kuah rempah ayamnya sangat2 tidak cocok dengan lidah kita. Tapi karena lapar habis juga tuh Nasi ayam rasa rempahnya, hehehehhe.

Selesai kualifikasi selesai kami langsung keluar dari main grand stand. Di depan antrian orang untuk sesi meet and great semakin panjang. Akhirnya aku beranikan diri nyerobot antrian dengan pura2 BBM-an, dan berhasil dah masuk ketengah antrian, satu persatu antrian maju, belum juga nyampe depan, eh dah kelar sesi meet n greatnya, ridernya dah pada pergi, huuufft gak kesampaian deh ketemu ama Rossi, Hayden, Perdrosa, Edward dan Simoncelli.

Ngantri meet n great rider

Jam 3 kita keluar sirkuit rencana mau balik ke KL sentral. Ternyata eh ternyata, bus pertama ke KL sentral jam 4 sore, jiahhh berpanas2an deh di terminal bus menunggu bus pertama ke KL sentral. Akhirnya Jam 3.45 busnya berangkat ke KL sentral. Di dalam bus langsung ngiler, bangun bangun dah mau nyampe KL Sentral. Istirahat dulu di KL Sentral, cuci muka, dan sholat. Setelah urat syaraf udah agak kendor kami lanjutkan lagi perjalanannya.

Tujuan selanjutnya Batu Caves. Dari KL sentral naik kereta LRT Komuter jurusan Batu Caves, harga tiket RM 1,8 perjalanan sekitar setengah jam. Sampai di Batu Caves jam 6.30. Batu Caves (atau Gua Batu dalam bahasa Melayu) terletak di sebelah utara Kuala Lumpur,adalah sebuah gua batu kapur, yang digunakan sebagai sebuah kuil Hindu untuk memuja Dewa Subramania, Dewa Hindu. Di pintu masuk (dari kita turun kereta) ada Patung Hanoman berwarna hijau tinggi besar sekitar 20meteran. Dan disebelahnya ada kuil yang atapnya berwarna emas. Jalan terus melewati Kuil maka kita akan sampai pada anak tangga yang menjulang tinggi sampai ke atas bukit yang jumlahnya 273 anak tangga tingginya sekitar 100m. Sayang karena dah gelap dan udah capek kita urungkan niat untuk naik keatas bukit. Di gerbang menuju anak tangga berdiri tegak patung Dewa Murugan yang juga berwarna emas. Di pinggir2 jalan banyak orang2 India yang berjualan camilan India, karena penasaran temenku beli camilan yang bentuknya bulat, kayak di film2 India yang biasanya dimakan pada waktu ada upacara, karena gak tahu namanya kita namakan Kajol, hahahah. Dan rasanya......... Wuuueeekkk kayak jamu, isinya rempah rempah full. Beli seplastik gak ada yang makan deh.

Batu Caves dengan seribu pesonanya

Jam 8 kami pulang. Dari Batu Caves naik Comuter Line ke KL Sentral RM 1,60 dan dari KL Sentral naik kereta LRT ke Pasar Seni RM 1.
Persis di depan Stasiun Pasar Seni ada Central Market. Central Market atau dalam bahasa Melayu Pasar Seni, didirikan oleh Inggris pada tahun 1988 yang waktu itu masih menguasai Malaysia. Pada awalnya Pasar ini digunakan sebagai pasar tradisional (wet market). Berada di Jalan Hang Kasturi, yang hanya beberapa meter dari Jalan Petaling aka Chinatown. Di dalamnya menjual berbagai macam barang2 cinderamata, kerajinan tangan, baju kebaya, kain songket, bahkan batik, dan bahkan wayang, hmmmmmm. Harga relatif mahal untuk ukuran barang yang ada. Disana cuman beli gantungan kunci aja RM 10 isi 6 bji.

Central market, menurutku barang2nya kaya di Malioboro Jogja

Disebelah Central Market ada Kasturi Walk, melihat designnya jadi inget dengan Pasar Barunya Jakarta. Jenis barang2 yang dijual hampir sama dengan di Central Market, cuman disini lebih murah dan bisa ditawar.


Di pintu masuk Kasturi Walk ada restoran India yang rame banget pengunjungnya, namanya Restoran Yusoof dan Zakhir. Karena tertarik akan keramaiannya maka kami makan malam kesitu, pesen nasi goreng, mie goreng, roti canai, martabak ayam, dan tak lupa teh tarik dengan tebusan RM 17 cukup sesuai dengan kantong. Dan lagi2 keempat2nya gak cocok sama sekali di lidah kita, kebanyakan rempah, begitu juga teh tariknya gak pas campuran susu ama tehnya. Tapi karena kelaparan, gak peduli deh soal rasa sikat abis...... Setelah kenyang dan tenaga recharge kembali waktunya balik ke Hotel.

Sampai di pintu masuk Jl Petaling kaget bukan main, jalan yang tadi pagi sepi sekarang berubah menjadi pasar malam yang buat jalan kaki aja susah, Sampai hotel langsung mandi dan keluar lagi deh liat2 kehidupan malam China Town. Ada beraneka macam barang dijual disini, dari mulai sepatu, tas, baju, asesoris, buah, cinderamata, dll. Hampir semua barang yang dijual made in China, dan tentu saja menjiplak nama2 brand kelas wahid, Untuk harga cukup murah asal bisa menawar. Jaket KW adidas gold diberikan harga pembuka RM 45 tawar menawar alot dilepas RM 30. Putar2 lagi dan what the f**k, kaget bukan kepalang harga gantungan kunci disini cuman RM 5 , akhirnya kubeli lagi 3 set (1 set isi 6 biji) dan beli miniatur menara petronas dengan tinggi 10 cm seharga RM 8 dan satu lagi yang agak gedhe tinggi 15cm ada tutup plastik mikanya seharga RM 26 buat kenang-kenangan. Untuk kaos dengan gambar ikon2 Malaysia semacam twin tower, masjid Jamek, dll dapat harga mulai RM 5, tapi ampun deh bahannya kayak saringan tahu, jadi aku gak beli. Yang aku heran disini gak ada kaos gambar Upin-Ipin aneh ya padahal di Indonesia yang bukan negara asal Upin-Ipin banyak sekali beredar kaos itu.

Jam 11 malam mulai banyak lapak2 yang tutup, balik ke hotel beres2 baju dan peralatan, dan belanjaan ( jiah kayak belanja banyak aja) karena besok pagi kita akan langsung check out. Jam 1 malem langsung terkapar ZZzzzzZZzzzzz........

Lanjut lagi di petualangan hari ketiga ke Sepang