03 December 2012

Crossover Pasif


Manusia hanya dapat mendengar suara dengan rentang frekuensi antar 20Hz - 20Khz. Untuk mereproduksi seluruh frekuensi tersebut dibutuhkan sebuah speaker dengan beberapa driver (woofer, middle, tweeter). Nada rendah adalah nada yang paling dapat merusak driver, khususnya tweeter, selain itu jika dua buah driver misal tweeter dan middle mereproduksi nada yang sama maka nada tersebut akan lebih dominan dibandingkan nada lainnya, nah untuk membatasi frekuensi yang masuk dan akan direproduksi oleh masing2 driver ini kita membutuhkan crossover.

Kenapa frekuensinya harus dibatasi? karena setiap driver speaker (woofer, middle, tweeter) mempunyai batasan frekuensi sendiri-sendiri. Selain untuk mengamankan, crossover juga untuk mengoptimalkan kerja driver di batasan frekuensi tertentu sehingga dapat menghasilkan suara yang enak didengar.

Beberapa hal yang perlu diketahui pada sebuah crossover:

1. Filter/Penyaring

Ada 3 macam jenis filter pada crossover yaitu
  • Low pass filter artinya filter yang meloloskan frekuensi dibawah frekuensi yang telah ditentukan,  dan menapis frekuensi dibawahnya. Contohnya: 3khz low pass filter, ini berarti bahwa frekuensi di bawah 3khz akan diloloskan ke speaker.
  • High pass filter artinya frekuensi diatas frekuensi yang telah ditentukan akan diloloskan, sedangkan frekuensi di bawahnya akan difilter/ditapis. Contohnya: 3khz high pass filter, artinya frekuensi diatas 3khz akan diloloskan ke speaker
  • Bandpass filter artinya filter yang hanya akan meloloskan frekuensi pada rentang tertentu. Contoh : 300Hz-3khz bandpass filter, berarti frekuensi yang akan diloloskan ke speaker antara 300hz sampai dengan 3khz
 
2. Slope/Tingkat kemiringan

Slope dinyatakan dalam dB per oktaf. Angka yang umum untuk slope yaitu 6, 12, dan 18 dB per oktaf. Semakin tinggi nilainya maka akan semakin cepat penipisan frekuensinya.
Oktaf secara sederhana merupakan perkalian atau pembagian dengan (2n), contohnya:
   1 oktaf diatas 1kHz = 1kHz x 21 =  2kHz
   2 oktaf diatas 1kHz = 1kHz x 22 =  4kHz dan seterusnya
   1 oktaf dibawah 1kHz = 1kHz / 21 =  500Hz
   2 oktaf dibawah 1kHz = 1kHz / 22 =  250Hz dan seterusnya
Jadi misalnya ada crossover high pass filter dengan titik crossover 4kHz, dan kemiringan/slope 12dB per oktaf, artinya 1 oktaf dibawah 4kHz (2kHz) akan mengalami penurunan sebesar 12dB. 2oktaf dibawahnya (1kHz) akan diturunkan 24dB, dan seterusnya.
Begitu juga dengan sebaliknya crossover low pass filter 300Hz 18dB per oktaf, berarti 1 oktaf diatas 300Hz (600Hz) akan mengalami penurunan 18dB, 2 oktaf diatasnya (1,2kHz) mengalami penurunan 36dB, dan seterusnya.
Dari penjelasan diatas dapat terlihat bahwa frekuensi diatas atau dibawah titik potong tetap akan lolos akan tetapi sudah mengalami penurunan.

3. Order/Orde

Jumlah dari induktor dan kapasitor yang digunakan pada sebuah crossover pasif menentukan "order" nya. Untuk low pass dan high pass filter 1st order hanya menggunakan satu buah komponen induktor atau kapasitor. 2nd order menggunakan 2 komponen induktor dan kapasitor. Dan 3rd order menggunakan 3 komponen. Untuk Band pass komponen 2 kalinya.
Orde dari crossover juga berhubungan dengan tingkat kemiringan/slope. Crossover orde 1 mempunyai tingkat kemiringan 6dB per oktaf, orde 2 tingkat kemiringannya 12dB per oktaf, dan orde 3 slopenya 18dB per oktaf.

Rangkaian crossover pasif


     

1 comment: