Ini adalah cerita pengalamanku jalan-jalan ke negeri tetangga Malaysia dan Singapura selama 4 hari dari Jumat, 21
Okotber 2011, sampai dengan Senin, 24 Oktober 2011. Niatnya sih pengen nonton langsung balap MotoGP di sepang Malaysia. Selain itu juga untuk mengeksplor tempat-tempat eksotis di Malaysia dan Singapore. Semua tiket pesawat, hotel, dan tiket ke Sirkuit Sepang sudah aku pesan jauh-jauh hari sebelumnya, dan tentunya semua dapet yang promo, hehehehe, namanya juga backpacker sebisa mungkin pengeluaran sekecil-kecilnya. Total biaya untuk booking tiket pesawat, hotel, dan sirkuit untuk seorang habis Rp 1.421.330 Untuk rincian biaya perjalanan bisa dilihat disini. Berempat dari Jakarta, aku sama istriku dan dua orang temanku Mbak Novi dan Mbak Ai.
Dan inilah kisah perjalananku ..........
Hari Pertama - Jumat, 21 October 2011
Jam 16.00 aku dan istriku berangkat ke Bandara Soekarno Hatta terminal 2D pakai taxi (ongkos taxi Rp 45.000). Sampe di Bandara jam 16.45 untung belum macet jam segitu. Penerbangan kami ke Kuala Lumpur jam 19.00 dengan Air Asia QZ 7696, masih banyak waktu untuk urus ini dan itu.
Di Bandara ternyata Mbak Ai dah duluan nyampe, tinggal nunggu Mbak Novi. Jam setengah enaman Mbak Novi akhirnya datang juga. Kami langsung menuju ke loket Air Asia
bayar airport tax Rp 150.000, terus ke Imigrasi. Setelah selesai urusan
Imigrasi lagsung ke gate D4. Jam 19.00 WIB pesawat berangkat, perjalanan Jakarta - KL sekitar 1 jam 45 menit. Sampai di LCCT jam 22.05, lha kok jadi 3
jam, ya iyalah karena antara KL dan Jakarta beda waktu 1 jam, jadi di malaysia itu lebih cepat 1 jam dari Indonesia (Jakarta). Check in ke imigrasi dulu melalui antrian yang cukup panjang.
Di
bawah sudah ada beberapa operator komunikasi lokal, ada Digi, ada Tune Talk. Aku
pilih Tune Talk karena free number tinggal beli top up (isi pulsa) RM 10 dan
aktif lagi deh Blackberryku . Tarif 1 hari
BIS unlimited RM 1,9 dan otomatis perpanjang jika sudah sehari lewat . Tapi pelayannya gak ramah banget, apa emang gitu ya ....
Dari LCCT kita menuju ke Hotel China Town Inn di Jalan Petailing tempat kami menginap. Untuk menuju kesana dari LCCT kita ke KL Sentral terlebih dahulu menggunakan KLIA Transit, harga tiket RM 12,5 (shuttle bus terus sambung kereta LRT dalam 1 paket harga). Sebenarnya ada banyak mode transportasi untuk menuju ke KL Sentral, bisa naik Rapid KL (semacam busway), ataupun taxi, tapi kami memilih naik KLIA Transit karena lebih cepat dari pada naik bus.
Pertama kita naik shuttle bus dulu menuju ke
Stasiun Salak Tinggi.Shuttle Bus ada didepan pintu keluar LCCT. Berangkat jam 23.15 sampai
Stasiun Salak Tinggi jam 23.30. Tidak menunggu lama kereta datang dan perjalananpun dilanjutkan ke KL Sentral menggunakan kereta LRT
Sampai di KL Sentral jam 00.30. Karena sudah malam jadi mau gak mau harus
naik taxi, karena angkutan lain dah gak ada. Naik taxi berempat pesen di tempat
pemesanan taxi KL Sentral RM 15 sampai di Jalan Petailing, ternyata dari KL Sentral ke Petailing sangat dekat, paling cuma 10 menit dan argo taxi
menunjukkan angka RM 5,6 jiahhh gak papa deh, denger denger di Malaysia emang gitu taxi akan menaikkan tarif 2 kali lipat pada jam malam.
Nyampe hotel, check in, ambil kunci,
langsung kekamar. Taruh barang, cuci
muka, dah gak berani mandi karena dah larut malam. Jam 1 malam keluar hotel
nyari makan. Di Jalan petailing ada
warung makan, akhirnya kami putuskan makan disana karena yang jual jilbaban jadi
masakannya pasti halal. Oh ya info saja di Petailing atau China Town ini adalah kawasan orang China jadi agak susah nyari makanan Halal. Aku pesan Nasi Goreng Pataya sama teh tarik seharga RM 6,8 dan
Istriku pesen Kwe Tiu sama teh tarik seharga RM 4,8. Nasi gorengnya dan mie Kwe Tiaunya enak, begitu juga dengan
teh tariknya, ngobrol ama yang jualan eh ternyata orang surabaya pantesan
masakannya masih rasa Indonesia.Jam 2 malam kami balik ke hotel, dan tanpa ba.bi.bu
langsung terlelap karena dah benar-benar terkuras energinya.
Malem2 makan nasi goreng pataya dan teh tarik, bener2 nikmat |
Monggo dilanjut di postingan berikutnya hari kedua di negerinya Upin Ipin